Mental instan merupakan sikap mental yang ingin semuanya berjalan cepat tanpa melalui proses yang panjang. Pemilik mental ini akan selalu mencari jalan pintas untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
Alasan mengapa seseorang mengambil jalan pintas antara lain
yaitu lebih praktis, mudah, dan efisien waktu serta tenaga. Pertanyaannya,
apakah mental instan ini berdampak negatif atau malah berdampak positif ?
Dewasa ini, dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat
membuat semua aspek berjalan lebih mudah. Pekerjaan yang dulu harus dilakukan
secara manual kini terbantu dengan adannya mesin dan komputer. Proses transaksi
jual beli yang dulu harus dilakukan di pasar, kini bisa dilakukan di mana saja
dan kapan saja melalui aplikasi dan web jual beli online seperti shopee, bukalapak, lazada, tiktokshop, dan facebook
marketplace. Proses komunikasi yang dulu hanya sebatas surat, sms, dan telepon
saat ini telah berkembang pesat dengan adanya fitur video call dan wa,
telegram, zoom, dan aplikasi pesan lain yang menyediakan banyak fitur menarik
dan mudah digunakan. Informasi sangat mudah disebar dan dicari melalui
internet. Dengan adanya kemudahan-kemudahan ini, kita dimanjakan oleh teknologi
dalam kehidupan sehari-hari.
Karena sudah terbiasa dengan kemudahan, orang-orang menjadi
semakin kreatif dalam menemukan solusi dari permasalahan sehari-hari. Sebagai
bukti, di internet banyak sekali tutorial life hack yang memudahkan
pekerjaan sehari-hari.
Namun, sebagai dampak negatifnya orang-orang menjadi malas
untuk bekerja keras. Dengan waktu yang singkat dan modal yang kecil, mereka
menginginkan keuntungan yang besar. Akibatnya banyak sekali kasus masyarakat
yang akhirnya tertipu dengan investasi saham online, pinjol, dll.
Mental instan itu punya sisi baik dan buruk. Sisi baiknya,
orang-orang seperti ini memiliki cara kreatif dan praktis untuk menyelesaikan
permasalahan dan kesulitan yang dihadapi. Namun, sisi buruknya mereka menjadi
malas berusaha dengan keras, mudah menyerah, mudah tertekan dengan tantangan
baru, dan mudah terbodohi dengan informasi palsu yang beredar di internet.
Fenomena mental instan ini sebagian besar dimiliki oleh
anak-anak muda di umur 20-an. Apakah freshgraduate saat ini lebih tertarik
untuk bekerja atau membuka usaha ? Apakah membuka usaha lebih baik dari pada
bekerja ? Atau apakah bekerja lebih efektif untuk membentuk mental etos kerja ?